Apalagi saat itu tak banyak hal yang bisa dilakukan oleh karena adanya PPKM. Dia akhirnya memutuskan untuk mulai belajar dengan membaca artikel-artikel tentang tata cara menanam buah anggur baik di buku maupun browsing lewat google. Merasa sudah sedikit faham, maka dia membeli lagi beberapa bibit tanaman anggur untuk dicoba menanam dan memelihara serta mengembangkan lewat cara menyambung seperti yang pernah dibaca nya.
Atas usaha itu hasilnya pun berbuah manis, bahwa apa yang diketahuinya melalui membaca telah menuai hasil. Ini dibuktikan bahwa dari beberapa bibit yang dibelinya tumbuh dan berkembang dengan baik hingga menghasilkan buah. Dia tidak berhenti di situ, bahkan ingin untuk melakukan perkembangan dengan menyambung.
Semua yang dibutuhkanpun di belinya, mulai dari penyiapan entres yang di belinya dari rekan kelompok pencinta Anggur yang ada di Jawa dan Bali. Dia pun mulai menjajal ilmu yang didapatnya.
“Alhamdulillah apa yang di lakukan dari tahun 2020 mendatangkan manfaat yang luar biasa, seperti yang di lihat saat ini bahwa kebun anggur yang berada di lahan hanya kurang lebih 3 Are ini sudah mampu memproduksi berbagai jenis bibit anggur dan buah anggur yang sudah bisa dijual, “ katanya.
Sampai saat ini sekitar 500 bibit anggur beberapa jenis yang sudah dijual dengan harga kisaran Rp75.000 hingga Rp100.000 per bibit. Sementara buahnya pun saat mau panen sudah mulai berdatangan yang memesan dengan harga jual per kilonya Rp75.000–Rp100.000.
“Bahkan ada pemesan dari Jakarta seorang pengusaha memesan Buah dan bibit anggur dari saya. Bahkan saya diminta untuk menggarap lahannya yang ada di Sentul untuk menanam anggur dari bibit yang saya produksi ini," ujarnya.
Sementara di desa Selat sendiri ada sekitar 20 anggota kelompok yang bernama Kampung baca Pelangi yang telah terbina dan telah memulai memelihara berbagai jenis anggur di lahannya masing-masing.
“Ada beberapa jenis tanaman anggur yang sedang kami pelihara disini, diantaranya Julian, Tramfigurasi, Yupiter, akademik, double skiping serta masih ada jenis lainnya, “ ucap Firman.
Ia berharap kepada masyarakat sekitar, terutama warga binaannya untuk mau mencoba melakukan penanaman anggur, karena kedepannya tentu sangat menjanjikan. Permintaan anggur di NTB sangat besar sementara petani anggur sangat sedikit, sehingga penjual lebih banyak memasukkan dari luar.
“Semoga apa yang dilakukan ini dapat ditiru oleh masyarakat lain terutama di desa Selat ini, “ucap Firman.
Editor : Miftahudin