get app
inews
Aa Read Next : Caleg M Masruri Kuasai Perolehan Suara PSU Kota Tegal

Kue Tempel, Jajanan Tradisional Khas Tegal yang ada sejak Tahun 1940

Senin, 07 November 2022 | 19:20 WIB
header img
Kue tempel, jajanan tradisional khas Tegal yang ada sejak tahun 1940. (Foto: Nino)

KOTA TEGAL, iNewsTegal.id Kue tempel, jajanan tradisional khas Tegal yang ada sejak tahun 1940. Kota Tegal, Jawa Tengah selain dikenal dengan Warung Tegal (warteg), nasi lengko, sate kambing, tahu aci, rujak teplek ada jajanan tradisional yang sudah ada sejak Tahun 1940 yakni jajanan kue Tempel.

Kue Tempel sendiri merupakan kuliner yang berbahan daras tepung beras dicampur dengan parutan kelapa, pisang raja yang sudah masak serta gula merah. Adonan yang sudah jadi kemudian dimasak di atas wajan dan penyajian nya mirip dengan kerak telor.

Di Kota Tegal penjual jajanan Tempel bisa dijumpai di dua lokasi. Salah satunya yakni di lapak milik Mamah Cun (76) yang berada di Jalan HOS Cokroaminoto Kota Tegal, buka mulai pukul 08.00-17.00. Kue Tempel dihargai Rp 7.000 per biji.

Mamah Cun yang merupakan generasi keempat dari usaha yang dirintis nenek buyutnya ini mengaku, kalau salah satu usaha keluarga yang dipertahankan hingga saat ini adalah menjual kue tempel.

"Kue tempel merupakan kuliner asli khas Tegal, merupakan usaha turun-temurun keluarga sejak 1940-an," ujar Mamah Cun yang dibantu keponakannya.

Lokasi kedua penjual kue tempal adalah lapak milik Meiwa (53) warga RT 03 RW 06 Paweden, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal ini dimana usaha yang dijalankannya berada di Jalan Veteran Kota Tegal. Antara lapak Mamah Cun dan lapak milik Miewa sebenarnya memiliki persaman, namun yang membedakan keduanya adalah dari cara memanaskan adonan tepung. 

Untuk memanaskan wajan lapak Mamah Cun menggunakan kompor minyak tanah, sedangkan lapak milik Miewa menggunakan arang pada anglo. Meiwa beralasan, menggunakan kompor memang lebih praktis, besar kecilnya api bisa diatur namun dirinya lebih memilih menggunakan arang diakui lantaran tidak  berbau minyak dan hasulnya lebih sedap.

"Untuk pemanas saya pilih pakai arang pada anglo karena menghindari minyak pada kue dan lebih sedap," ujar Meiwa.

Untuk harga Meiwa sama mematok Rp 7.000 per kue. Buka dari pukul 08.00-15.00. Sehari Meiwa bisa menjual 75 kue Tempel kadang juga lebih.

Salahsatu pembeli Widiani (52) warga Tegal Selatan, Kota Tegal usai membeli Tempel mengatakan, rasa jajanan Tempel itu gurih dan manis, rasa pisang yang campur dengan gula merah didalamnya menjadi sensasi tersendiri.

"Saya sering  beli kue tradisional Tempel apalagi kalau ada saudara dari luar kota, saya cari kue Tempel," ungkapnya.

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Tegal di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut