JAKARTA, iNewsTegal.id - Waspada, sebuah studi membongkar kelicikan tukang service ponsel dan PC, perangkat pelanggan jadi incaran. kelicikan tukang service ponsel dan PC akan dibahas dalam artikel ini berdasarkan hasil studi yang sudah dilakukan.
Dilansir dari TechSpot yang dikutip Okezone.com, menyebutkan kalau baru-baru ini sebuah studi mengungkapkan kalau 50% tukang service ponsel dan PC kerap mengintai perangkat pelanggan. Terlebih jika pelanggannya seorang perempuan.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Guelph di Ontario, Kanada, melihat log dari laptop yang telah menerima perbaikan semalam dari 12 toko (nasional, regional, dan lokal) di wilayah Ontario. Selain hal ini mengganggu privasi korban, tidak hanya teknisi dari enam lokasi yang mengakses data pribadi, tetapi dua dari mereka juga menyalin data ke perangkat pribadi.
Laporan tersebut, menemukan bahwa pekerja lebih cenderung mengakses data pribadi jika barang yang sedang diperbaiki adalah milik pelanggan perempuan, dan mereka cenderung mencari data yang lebih sensitif dalam hal ini, termasuk gambar, dokumen, dan informasi keuangan yang mengungkapkan secara seksual dan non-seksual.
Para peneliti melakukan sebuah observasi dengan mengunjungi 16 toko (nasional, regional, dan lokal), dari hasil observasi tersebut terdapat dua log laptop tidak dapat dipulihkan, dan dua outlet melakukan perbaikan di tempat daripada menyimpan perangkat dalam semalam.
Dalam tiga contoh, teknisi berusaha menyembunyikan pengintaian mereka dengan menghapus Akses Cepat Windows atau File yang Baru Diakses.
Dalam kasus log yang tidak dapat dipulihkan, satu pekerja mengatakan bahwa mereka telah menginstal perangkat lunak antivirus dan melakukan pembersihan disk untuk "menghapus banyak virus di perangkat", sementara yang lain tidak memberikan penjelasan.
Dari beberapa laptop yang menjadi bahan untuk observasi ada satu laptop yang bermasalah karena driver audio telah dinonaktifkan, masalah sederhana untuk diperbaiki yang tentunya tidak memerlukan akses ke file pribadi.
Pada saat melakukan penelitian, sebagian mesin dibuat seolah-olah berasal dari pemilik pria dan sebagian lagi dari pengguna wanita. Para peneliti juga menambahkan dokumen, baik gambar seksual maupun non-seksual, dan dompet cryptocurrency dengan kredensial, serta perangkat lunak pencatatan khusus.
Bagian lain yang mengkhawatirkan dari penelitian ini, yaitu saat membawa laptop ke toko untuk penggantian baterai, seharusnya hal itu bisa tangani secara sederhana tanpa harus memerlukan akses ke OS.
Namun, terdapat beberapa teknisi yang ketika ditanya apakah pekerjaan dapat dilakukan tanpa memberikan kata sandi, ada tiga teknisi yang menolak untuk melakukan perbaikan jika pelanggan tidak menyerahkan kata sandi-nya.
Lalu, empat teknisi setuju tetapi memperingatkan bahwa mereka tidak akan dapat memverifikasi pekerjaan mereka atau bertanggung jawab atas itu, satu teknisi meminta kata sandi dihapus, dan satu teknisi lainnya mengatakan mereka akan mengatur ulang perangkat jika diperlukan.
Dengan adanya laporan mengenai hal tersebut, ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena saat seseorang ingin memperbaiki perangkat mereka, hampir semua lokasi service meminta kata sandi, padahal kata sandi tersebut tidak diperlukan untuk memperbaiki perangkatnya.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian toko service mengintai data pribadi pelanggan, dan ada beberapa toko juga berusaha menyembunyikan atau menghapus bukti pengintaian tersebut.
Editor : Miftahudin