get app
inews
Aa Text
Read Next : Hari Tenang KPU Kota Tegal Gelar Sholawat dan Doa Bersama

Sejak 2021 Sebanyak 2.146 Warga Belitar Alami Gangguan Jiwa Berat, Ini Kata Dinkes

Rabu, 21 Desember 2022 | 12:19 WIB
header img
Terhitung sejak tagun 2021 hingga sekarang sedikitnya 2.146 warga belitar mengalami ganguan jiwa berat. Foto: Istimewa.

BELITAR, iNewsTegal.id Terhitung sejak tagun 2021 hingga sekarang sedikitnya 2.146 warga belitar mengalami ganguan jiwa berat, ini Kata Dinkes. Bahkan 18 pasien ODGJ kini hidup dalam pasungan lantaran dianggap membahayakan.

Hal ini disampaikan Subko Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Hyndra Satria, Rabu (21/12/2022) yang dikutip dari Okezone.com.

"Terhitung sejak 2021 jumlah ODGJ berat 2.146, tingginya angka ODGJ di Kabupaten Blitar salah satunya dipicu depresi ringan akibat masalah ekonomi," ujar Hyndra.

Dikatakan Hyndra, Peningkatan angka ODGJ di Belitar ini terjadi sejak akhir tahun 2019 hingga 2021 adalah puncak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan banyak orang kehilangan keluarga dan pekerjaan. Penyebab lain gangguan jiwa adalah karena faktor keturunan. 

"Dari jumlah 2.146 orang ODGJ itu, 1.725 orang di antaranya menjalani perawatan. Mereka rutin mengonsumsi obat sekaligus melakukan pertemuan dengan psikiatri, di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Ada juga yang di puskesmas, yakni Puskesmas Kademangan, Kesamben dan Srengat," ungkap Hyndra.

Jumlah ODGJ asal Kabupaten Blitar yang dirujuk ke rumah sakit jiwa Lawang Kabupaten Malang dan Menur Surabaya, diakui Hyndra cukup banyak. Ia memang tidak menyebutkan jumlah total, namun kata dia rata-rata 2-3 orang per bulan.

Hyndra juga mengatakan, banyak kendala penanganan ODGJ yang justru datang dari keluarga. Misalnya soal rujukan ke rumah sakit jiwa. Tidak sedikit keluarga yang menolak anggota keluarganya dirawat di rumah sakit jiwa karena dibatasi waktu.

Mereka memilih merawat dengan caranya sendiri. Mereka beralasan saat pulang dari rumah sakit jiwa banyak ODGJ berat yang kambuh kembali dan meresahkan masyarakat. "Kemudian soal minum obat, banyak juga ODGJ yang sulit minum obat secara rutin," kata Hyndra.

Hyndra menambahkan, dinas kesehatan melalui rumah sakit dan puskesmas dipastikan terus melakukan pemantauan para ODGJ berat. Harapannya, dari tahun ke tahun jumlah ODGJ semakin menurun. "Kita terus melakukan pemantauan," pungkasnya. 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut