Neni, anak bungsu dari Warto (66) dam Taris (60) ini terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tak kuat menahan rasa sakit di bagian kepalanya. Sedangkan, di kedua kakinya terdapat luka yang mengeluarkan nanah dan darah. Namun saat itu ia masih berusaha tegar tetap bekerja meskipun kakinya tak sanggup untuk berjalan. Saat kepala sering merasakan sakit, ia mundur dari pekerjaannya.
Orangtua Neni Triyana, Warto (66) mengatakan, Neni merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Namun empat anak di antaranya telah meninggal dunia. Semenjak sakit lebih dari tiga bulan lalu, Neni belum pernah dilarikan ke rumah sakit karena keterbatasan biaya. Neni hanya diperiksakan ke bidan dan klinik dokter di sekitaran Kecamatan Ketanggungan.
"Kami bersyukur sudah ada orang yang bersedia membantu pengobatan anak saya ke rumah sakit. Sebelumnya anak saya belum pernah ke dokter karena keterbatasan biaya. Maklum, saya sendiri hanya tukang becak yang kadang seharian penuh tidak melayani penumpang. Neni baru diperiksa di klinik saja," kata Warto ditemui di rumahnya.
Warto yang sudah lanjut usia ini mengungkapkan, dirinya kesulitan mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM) karena tak tahu prosedurnya. Sedangkan kartu jaminan kesehatan seperti KIS atau BPJS pun tak punya. Untuk membawa Neni berobat ke rumah sakit, hingga kini keluarga miskin ini masih kebingungan karena tak ada biaya.
Editor : Miftahudin