TEGAL, iNews.id - Kebakaran di Pelabuhan Tegal yang menghangukan belasan kapal nelayan hingga kini belum sepenuhnya berhasil dipadamkan. Awal mula kejadian kebakaran diketahui sekitar pukul 04.30 WIB dari salah satu kapal yang sedang bersandar hingga akhirnya merembet membakar kapal-kapal yang lain.
Kapolres AKBP Rahmad Hidayat yang turun langsung di lokasi kebakaran mengatakan, pada sekitar pukul 04.30 WIB telah terjadi kebakaran dari salah satu kapal yang sedang bersandar, yang diduga api muncul dari konsleting listrik yang berdekatan dengan mesin kapal atau tangki bahan bakar. Oleh karena kondisi pelabuhan yang sempit ditambah banyaknya kapal yang berlabuh dan posisinya saling berdekatan, sehingga kobaran api dengan cepat menyambar kapal-kapal lain.
"Disamping posisi kapal yang saling berdekatan, akses untuk menuju ke titik api juga tidak mudah. Puluhan unit mobil pemadam kebakaran dari Kota Tegal dibantu dari wilayah Brebes, Slawi dan Pemalang turut memadamkan api dan melokalisir kapal-kapal yang terbakar, "ungkap Kapolres.
Sementara untuk menyelamatkan kapal-kapal lain yang belum terbakar, lanjut Kapolres, kita berupaya dengan membuka alur kapal untuk keluar, agar satu persatu kapal bisa bergeser menjauh dari titik lokasi kebakaran, " Tambahnya.
Rahmad menyayangkan karena banyak pemilik kapal yang tidak menyetandby kan ABK nya untuk berjaga saat kapal bersandar sehingga kurang sigap dalam melakukan tindakan ketika terjadi kebakaran. Hal inilah yang menyulitkan kapal bergeser karena kosong tidak ada yang jaga, hingga akhirnya api cepat menjalar dari satu kapal ke kapal lain. Meski tidak memakan korban jiwa, namun personil Polres Tegal Kota bersama stake holder terkait masih terus berupaya untuk memadamkan api dan memprioritaskan keselamatan seluruh awak kapal,"terangnya.
Sementara itu H. Tambari Gustam selaku tokoh masyarakat pesisir yang saat itu berada di lokasi kebakaran kapal mengatakan, bahwa musibah kebakaran kapal di Kota Tegal sudah kesekian kalinya. Banyaknya kapal yang tidak melaut dan berlabuh saat sekarang ini merupakan buntut dari proses perizinan peralihan alat tangkap.
Menurut Tambari, meski belum tahu secara pasti penyebabnya, namun hal ini harus menjadi perhatian bersama. Termasuk berkaitan dengan proses perizinan, agar Pemerintah Pusat juga memberikan toleransi. Agar mereka yang masih di laut biar tetap mencari ikan, jangan disuruh pulang yang berdampak pada menumpuknya kapal di pelabuhan.
Kemudian berkaitan dengan kerugian dari kebakaran kapal tersebut, menurut Tambari sangatlah besar, namun kita belum bisa menyebutkan karena proses pemadaman api juga belum selesai sehingga belum dapat kita taksirkan, "pungkas Tambari.
Editor : Miftahudin