Kendati temuan itu kelihatannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, sistem tersebut tetap memiliki banyak tantangan untuk dapat diterima masyarakat.
Apalagi, hukum internasional saat ini tidak mengizinkan studi eksperimental terhadap embrio manusia lebih dari dua minggu perkembangannya.
Tak hanya itu, sistem AI tersebut juga harus berhadapan dengan masalah etika dan sosial, serta implikasi psikologis pada anak.
Namun para ahli yang terlibat dalam pengembangan kecerdasan buatan itu mengklaim bahwa penelitian pada tahap selanjutnya amatlah penting karena sejumlah misteri tentang fisiologi perkembangan embrio manusia yang khas masih perlu dijawab.
Mereka pun mengklaim teknologi ini akan membantu memahami asal usul kehidupan serta perkembangan embrio, sekaligus menawarkan cara untuk mengatasi cacat lahir dan masalah kesehatan reproduksi utama.
Editor : Miftahudin