Tetapi setiap kali cahaya itu muncul Suryadi menyebut tak ada ritual khusus yang dilakukan penduduk sekitar. Pasalnya warga pun sudah terbiasa dan dianggap cahaya itu tak mengganggu, sehingga terkesan biasa.
“(cahaya misterius terlihat) Ya dari jauh, kelihatan semua orang, nggak hanya oleh satu orang, tampaknya malam jam 9 malam. (ritual khusus setelah melihat cahaya) Nggak ada, sudah biasa nggak sesuatu yang heboh, jadi sering (terlihat),” paparnya.
Kini dengan mulai dilakukan ekskavasi atau penggalian di Situs Srigading yang diidentifikasi dari peninggalan Mpu Sindok Era Kerajaan Mataram, bangunan candi yang runtuh harapannya bisa dipugar dan direkonstruksi ulang untuk peninggalan sejarah.
“Harapannya dipugar semua, ini untuk anak cucu, kan ini sejarah, ini abadi kalau dipugar, akhirnya menjadi arsip budaya menunjukkan bahwa leluhur kita dulu sudah termahsyur, sudah pintar, sudah canggih. Karena ini diperkirakan abad 10, berarti seribu tahun lalu masih ada bekas – bekasnya dulu, kan berarti luar biasa,” pungkasnya.
Sebagai informasi Situs Srigading diidentikkan dengan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno era Mpu Sindok. Dugaan kuatnya didasari pada isi Prasasti Linggasutan, yang ditemukan di Lowokjati, yang saat ini masuk dusun di Desa Baturetno, Kecamatan Singosari.
Editor : Miftahudin