Usai menemukan Situs Srigading, ia langsung melaporkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Budaya di Mojokerto. Ia kala itu diantarkan temannya yang juga penjaga Candi Singosari, Malang, untuk melaporkan temuan beberapa benda bersejarah, termasuk adanya dugaan bata yang menyerupai struktur bangunan candi.
“Ya (yakin ada bangunan candi) dari yoninya kelihatan, terus ada batu kotak - kotak dari batu andesit candi. Cuma pada saat itu mungkin banyak laporan dianggap di sini nggak seberapa besar, jadi nggak diperhatikan dari (balai pelestarian) purbakala,” terangnya.
Ia meyakini betul temuannya yang dilihat pada tahun 1986 merupakan bagian dari situs sejarah peninggalan nenek moyang, karena adanya kejadian mistis.
Pengakuan warga sekitar situs dan yang dialaminya sendiri memang ada cahaya misterius dari lokasi situs, yang ada di tengah perkebunan tebu warga. “Nggak sengaja memang sering ke tempat-tempat peninggalan leluhur. Terus ini kok candi, kebetulan ada teman di purbakala saya laporkan,” katanya.
“Untuk ritual - ritual nepi - nepi ada salah satu warga di situ. Kalau dilihat dari posisi atas sana, seperti ada lampunya pas terang,” tambah pria berusia 64 tahun ini.
Menurutnya, cahaya misterius itu keluar dari situs di malam – malam tertentu yang dianggap keramat oleh masyarakat. Cahaya misterius layaknya lampu itu biasanya muncul di atas jam 21.00 WIB malam, namun tak diketahui apakah setelah kemunculan cahaya itu ada peristiwa yang berkaitan dengan warga sekitar.
“Malam tertentu malam keramat, kayak malam Jumat legi, malam Sabtu Kliwon, ini baru ada rencana nanti malam membuktikan masih ada nggak. Jam 9 malam (munculnya cahaya), (lihat cahayanya) dari atas sana, dari kampung timurnya masjid itu,” bebernya.
Editor : Miftahudin