TEGAL, iNews.id - Upaya pemberdayaan terhadap masyarakat pesisir terus dilakukan Sekolah Laut Sakila Kerti Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal, Jawa Tengah. Jika sebelumnya memberikan pelatihan pengolahan sampah dari kulit buah-buahan menjadi eco enzym, sekarang Ibu-ibu orang tua murid diberdayakan dengan memanfaatkan sampah plastik diolah menjadi karangan bunga nan indah.
Pelatihan membuat karangan bunga dari sampah plastik dilaksanakan Sabtu (19/2) di Sekolah Laut Sakila Kerti PAI, diikuti 12 orang tua murid dan istri dari Ketua RT maupun RW setempat.
Pengelola Sakila Kerti Dr Yusqon, menyampaikan pemanfaatan sampah menjadi berkah sudah diterapkan di Sekolah Laut Sakila Kerti PAI dengan mewajibkan anak-anak PAUD setiap Jumat membawa sampah-sampah botol plastik ke sekolah.
"Dari sampah botol plastik yang terkumpul, akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk dibawa ke pengepul dan dijadikan uang untuk pembiayaan operasional sekolah. Kali ini," ujar Yusqon.
Yuskon menuturkan, setelah pelatihan pemanfaatan sampah kulit buah menjadi eco enzym, memberikan pelatihan ketrampilan bagi ibu-ibu orang tua murid, isteri dari Ketua RT dan RW setempat, dengan memanfaatkan limbah atau sampah plastik menjadi karangan bunga.
"Kita menghadirkan instruktur dari salah satu guru PAUD Sakila Kerti. Sampah plastik seperti plastik kreset, sterofoam dikreasi menjadi karangan bunga. Harapannya setelah mengikuti pelatihan tersebut, ibu-ibu bisa menularkan kepada warga lain saat pertemuan di lingkungan RT ataupun RW sehingga pemanfaatan sampah semakin berkembang, "terang Gusion.
Tidak hanya itu, Sakila Kerti juga menerima karya-karya dari ibu-ibu hasil pemanfaatan limbah atau sampah, untuk mewujudkan Sakila Kerti PAI sebagai sentra bunga dari sampah plastik. "Nantinya, akan ditawarkan atau dipasarkan kepada siapa saja yang ingin membeli. Dari sini pemanfaatan limbah atau sampah bisa menghasilkan nilai rupiah, " paparnya.
Ngesti selaku intruktur pelatihan pemanfaatan sampah plastik menuturkan, untuk membuat satu bunga dari sampah plastik bagi pemula dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Bahan-bahan yang digunakan seperti plastik kresek, sterofoam, kawat, lem bakar, setrika.
"Pada proses pembuatannya plastik berwana hijau dan hitam disatukan dengan cara dipanaskan. Plastik kresek warna hijau berada di lapisan paling atas.
Setelah dipanaskan dan merekat, kemudian dibentuk menjadi daun, dan juga dililitkan ke kawat agar nampak seperti batang tanaman aslinya," terang Ngesti.
Sedangkan lanjut Ngesti, untuk bunga terbuat dari sterofoam yang dibentuk bulat, digunting satu persatu, kemudian dilapisi plastik warna cerah, lalu disatukan menjadi bunga dengan formasi pucuk atas bunga 3 bulatan sterofoam, bagian tengah 5 bulatan sterofoam dan bagian bawah bunga 7 bulatan sterofoam.
"Ketika bunga dan tangkai atau barang sudah jadi baru dirangkai atau ditempel menggunakan lem bakar dan jadilah satu tangkai bunga, "jelasnya.
Evi Cahyati isteri dari Ketua RW setempat sangat antusias mengikuti pelatihan pemanfaatan sampah plastik tersebut. Pelatihan serupa pernah ada dan diikutinya di kantor Kelurahan.
"Dengan adanya pelatihan pemanfaatan sampah dari Sakila Kerti nantinya akan ditularkan kepada ibu-ibu lain saat pertemuan baik di arisan maupun PKK, " ujar Evi Cahyati.
Editor : Miftahudin