“Kita klasifikasi peserta dari usia 17-25 tahun dan masih menganggur. Pelatihan dilakukan selama dua bulan, dengan metode klasikal, kelompok dan study lapangan,” ujar Yusqon.
Yusqon menyebut acara coffee morning akan digelar kembali bersama sejumlah pejabat, untuk mengimplementasikan keterampilan para peserta setelah mengikuti diklat.
"Puncaknya, para peserta akan difasilitasi outlet coffee shop di tiga lokasi berbeda. Sesuai rencana, outlet tersebut akan memanfaatkan lahan di kawasan stasiun, terminal dan obyek wisata Pulo Kodok, " terangnya
Ketua Dekranasda Kota Tegal, Roro Kusnabilla Erfa mengapresiasi langkah yang ditempuh Mitra Usaha Sakila Kerti dan Disdikbud dalam mengentaskan permasalahan pengangguran di Kota Bahari.
"Salah satunya, dengan membekali para pemuda asal Tegal dengan skill membuat kopi bersama pelatih atau barista ternama. Momentum diklat itu, dinilai sangat tepat bersamaan dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, " ujar Roro.
Roro menyebut tidak sedikit masyarakat yang terdampak hingga harus kehilangan pekerjaannya atau PHK. "Dengan adanya pelatihan ini semoga bisa membantu mereka yang terkena PHK dengan skill membuat kopi,” ucap Roro, yang juga isteri Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono itu.
Ia mengaku, kopi racikan para peserta diklat terbilang cukup enak. Meski baru dilatih, namun rasa kopi yang disajikan dalam coffee morning tak kalah jauh dengan kopi di coffe shop ternama.
"Aslinya saya jarang sekali minum kopi karena penyakit lambung. Tapi tadi mencoba ternyata kopinya enak, " ucap Roro.
Turut hadir dalam tersebut, Ketua Dekranas Kota Tegal, Roro Kusnabilla Erva, Kepala Disdikbud, M Ismail Fahmi, Kepala Disporapar, Irkar Yuswan Apendi, Kepala BNN Kota Tegal dan sejumlah pejabat.
Editor : Miftahudin