Mimpi Terwujud
Keinginan Fernandes di masa kecil untuk memiliki maskapai penerbangan murah, bermula ketika dia masih belajar di sekolah asrama di Inggris Selatan.
Keinginan untuk pulang ke kampung halamannya ke Malaysia di waktu liburan tidak dapat dilakukan karena harga tiket pesawat yang mahal.
"Saya selalu bermimpi memiliki maskapai penerbangan jarak jauh yang murah," kenang Fernandes.
Karenanya, untuk penerbangan pertama pesawat Air Asia X, dirinya menolak untuk meluncurkannya di Australia dan Cina dan semua orang menganggap itu kuno.
Namun ia ingin, penerbangan pertama saya dari London ke Kuala Lumpur.
"Itu sangat menyentuh bagi saya 35 tahun kemudian," kata Fernandes.
Karyawan dan penumpang
Selama beberapa hari dalam setiap bulan, dia akan bekerja di lapangan atau bersama awak kabin di pesawat.
Termasuk ketika mengganti pesawat dari jenis 737 ke Airbus, Air bus lebih tinggi dari landasan dan kru saya mengatakan kita butuh belt loaders (kendaraan pengangkut barang).
Dan harganya sekitar satu juta dolar.
"Kami memutuskan untuk memasukan tas-tas secara manual," tutur pria yang dekat dengan pengusaha Inggris Richard Branson tersebut.
Metode manual ini dihapus ketika Fernandes bekerja di lapangan dan membantu memasukkan barang ke pesawat Airbus.
Ia mengaku hampir sakit pinggang gara-gara memasukkan barang secara manual.
"Andai saja saya tetap memaksakan cara manual, maka akan ada banyak orang yang sakit pinggang," katanya.
Fernandes mengatakan bagi dia karyawan adalah yang utama, kemudian nomor dua konsumen.
"Jika Anda memiliki pekerja yang bahagia mereka akan menjaga konsumen Anda."
Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan uang yang Anda inginkan di dunia ini dan mendapatkan ide brilian tetapi jika tidak memiliki karyawan.
Itulah cerita kisah sukses pemilik Air Asia. Semoga informasi ini berguna bagi Anda dan menambah wawasan Anda.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait