“Mayoritas teman-teman yang berangkat, menjadi korban di Kamboja, mereka terjebak dalam sindikasi trafficking yang dilakukan oleh jaringan yang ada di Indonesia dan terkoneksi dengan jaringan yang ada di Kamboja melalui media sosial, yaitu media facebook. Banyak sekali di facebook lowongan-lowongan seperti ini,” beber dia.
“Selain facebook, mereka juga secara intensif para calo sindikat itu bekerja mendekati korban ke komunitas. Online dan offline, mereka secara secara intens berkomunikasi lewat messenger facebook. Proses keberangkatan mereka melalui messenger facebook,” lanjut Anis.
Di sisi lain, pemerintah tidak melakukan counter attack terkait masifnya informasi lowongan kerja bodong itu. “Nyaris tidak ada counter dari pemerintah, terkait lowongan-lowongan seperti ini. Jadi ini cukup gencar, tetapi narasi pembanding itu hampir tidak ada, dari pemerintah,” beber dia.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait