Kesaksian Aremania UIN Malang Yoga Komud mengatakan, memang aparat keamanan menembakkan gas air mata langsung ke arah tribun di saat pintu stadion justru tertutup. Hal inilah yang akhirnya memicu penonton panik berdesakan mencari jalan keluar.
"Disemprot langsung ke tribun dan saat banyak orang. Sangat membuat penonton panik berdesakan ke pintu dan terjadi penumpukan, di situlah banyak yang meninggal," kata Yoga.
Terpisah Aremania Yuli Sumpil mengakui banyak korban jiwa Aremania yang dilihatnya mengalami luka memar di bagian kepala hingga mukanya lebam. Bahkan saat dia melihat ke arah musala di tribun VIP, dia dibuat terkejut karena di sana berjejer jenazah dengan darah di mana-mana.
"Saya masuk ke dalam tribun VIP, rata-rata yang meninggal mukanya hitam, dan matanya melotot," kata Yuli.
MNC Portal Indonesia mencoba menelusuri pintu 13 yang menjadi 'kuburan maut' di Stadion Kanjuruhan Malang. Terlihat pintu masih tertutup rapat dan hanya ada ventilasi yang akhirnya dijebol di sisi kanannya.
Di bagian depannya, bertaburan bunga duka cita yang dibawa para keluarga korban. Kondisi tertutupnya pintu sesuai dengan penuturan beberapa Aremania yang melihat bagaimana pintu 13 layaknya kuburan massal.
Di lokasi ini, sejumlah orang masih berdatangan hingga Selasa (4/10/2022). Mereka berdoa sambil menaburkan bunga hingga membawa pesan kertas yang ditempel di dinding dan pintu.
Di pintu ini memang terlihat banyak sekali bunga yang ditaburi Aremania, mendoakan para korban. Properti korban seperti sepatu, syal, dompet hingga pakaian gang tertinggal seolah-olah menjadi saksi bisu bagaimana detik-detik malaikat maut mengintai ribuan orang yang berdesakan untuk keluar stadion.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait