Cerita Siswi di Seragen yang Dibully Gurunya, Gegara tidak Berhijab

Tim iNews.id
Tak pakai jilbab siswi di Sragen terkena Bulliying gurunya (Foto: ilustrasi)

SERAGEN, iNewsTegal.id Cerita siswi di Seragen yang dibully gurunya, gegara tidak berhijab. Oknum guru di SMA Negeri 1 Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah melakukan bullying terhadap siswi yang tidak memakai jilbab saat bersekolah.

Pada saat oknum guru membullying siswinya, ketika menggelar kegiatan Roots Day dalam rangka deklarasi dan kampanye anti bullying atau anti perundungan.

Kegiatan anti perundungan ini dilakukan untuk mendorong siswa- siswi sebagai agen perubahan dalam mencegah perundungan, kekerasan, serta pelecehan di lingkungan sekolah.

Deklarasi Roots Day ini bisa memberikan semangat para siswa- siswi dan guru sekolah untuk bersama-sama memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak, terutama dari tindakan perundungan.

Pada deklarasi melawan bullying ini, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumberlawang, Suranti Tri Umiatsih dan para murid melakukan tanda tangan serentak di papan tulis. Harapannya tidak ada lagi aksi bullying di sekolah.

Sementara itu, orangtua siswa SMA Negeri 1 Sumberlawang yang mendapat perundungan, Agung Purnomo meminta pihak sekolah dan Pemerintah Kabupaten Sragen memberikan kepastian dan jaminan anaknya akan bisa diterima dengan baik.

Pihaknya menyayangkan Roots Day yang digelar oleh pihak sekolah yang menurutnya terkesan tak menyelesaikan permasalahan yang dialami putrinya.

Deklarasi anti perundungan dan kekerasan dinilai tidak ada solusi bagi dirinya. Pihaknya berharap, ada solusi yang dibahas dalam ruang tertutup dengan melibatkan pihak sekolah.
Sementara Guru Matematika SMA Negeri 1 Sumberlawang, Suwarno meminta maaf kepada pihak orangtua siswi.

Pihaknya menyampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu, bahwa memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Namun, memakai jilbab itu karena perintah Allah.

Sehingga memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya. Dirinya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan.

"Saya menyampaikannya seperti itu," ujar Suwarno.

Suwarno mengatakan, maksud penyampaiannya itu hanya sebatas memberi nasihat antara guru kepada muridnya. Dia tidak ada niatan untuk memaksa apalagi melakukan perundungan.

Ia juga mengaku menyampaikan dengan kata-kata yang biasa. Tidak ada niat memojokkan atau dengan kata-kata yang keras, seperti membentak-bentak.

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network