Dari beberapa laptop yang menjadi bahan untuk observasi ada satu laptop yang bermasalah karena driver audio telah dinonaktifkan, masalah sederhana untuk diperbaiki yang tentunya tidak memerlukan akses ke file pribadi.
Pada saat melakukan penelitian, sebagian mesin dibuat seolah-olah berasal dari pemilik pria dan sebagian lagi dari pengguna wanita. Para peneliti juga menambahkan dokumen, baik gambar seksual maupun non-seksual, dan dompet cryptocurrency dengan kredensial, serta perangkat lunak pencatatan khusus.
Bagian lain yang mengkhawatirkan dari penelitian ini, yaitu saat membawa laptop ke toko untuk penggantian baterai, seharusnya hal itu bisa tangani secara sederhana tanpa harus memerlukan akses ke OS.
Namun, terdapat beberapa teknisi yang ketika ditanya apakah pekerjaan dapat dilakukan tanpa memberikan kata sandi, ada tiga teknisi yang menolak untuk melakukan perbaikan jika pelanggan tidak menyerahkan kata sandi-nya.
Lalu, empat teknisi setuju tetapi memperingatkan bahwa mereka tidak akan dapat memverifikasi pekerjaan mereka atau bertanggung jawab atas itu, satu teknisi meminta kata sandi dihapus, dan satu teknisi lainnya mengatakan mereka akan mengatur ulang perangkat jika diperlukan.
Dengan adanya laporan mengenai hal tersebut, ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena saat seseorang ingin memperbaiki perangkat mereka, hampir semua lokasi service meminta kata sandi, padahal kata sandi tersebut tidak diperlukan untuk memperbaiki perangkatnya.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian toko service mengintai data pribadi pelanggan, dan ada beberapa toko juga berusaha menyembunyikan atau menghapus bukti pengintaian tersebut.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait