Ia tegaskan, bahwa di jenjang penerimaan apapun, baik itu perwira, bintara, maupun tamtama, sama sekali tidak dipungut biaya.
"Kita tekankan kepada mereka agar tidak mudah percaya kepada oknum yang menjanjikan kelulusan masuk TNI-AD dengan membayar sejumlah uang. Itu hanya oknum yang akan mencari keuntungan pribadi saja," sambungnya.
Untuk itulah, agar calon dapat diterima maka harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari, yaitu mulai dari kelengkapan administrasi, nilai akademik yang memenuhi syarat, samapta jasmani diatas rata-rata, dan juga mental ideologi serta nilai psikologisnya juga harus mengikuti.
Tentunya jika calon memiliki prestasi di bidang olahraga, seni, teknologi, dan lain-lain, maka hal ini akan menjadi pertaimbangan tersendiri, sehingga peluang untuk lulus akan lebih besar.
Peltu Edy juga mencontohkan, bahwa Aji Pranoto (19), anak seorang penjual mie ayam asal Desa Kalijurang, Kecamatan Tonjong, yang juga lulusan SMK Negeri 1 Tonjong, telah diterima murni masuk Secata (Sekolah Calon Tamtama) PK tahap I Rindam IV Diponegoro, Gombong, Kebumen, pada 21 April 2021 lalu.
Selain Aji Pranoto, saat itu ada 22 remaja putra Brebes lainnya yang ikut masuk pendidikan di Gombong. Termasuk kawan Aji Pranoto, Durokhim (lulusan MAN 2 Brebes) anak sopir material asal Desa Kalijurang, Tonjong.
Kemudian juga anak Serma Syaefudin, Babinsa Kalijurang, Koramil Tonjong yang bernama Ilham Anggoro Mukti (21) lulusan SMA Islam Ta'allumul Huda Bumiayu, mereka juga diterima menjadi prajurit.
"Dari ke-22 anak, sebagian besar adalah anak warga yang kurang mampu atau ekonomi menengah ke bawah," lanjut dia.
Peltu Edy mengungkapkan, pihak koramil setempat hanya membantu dengan memoles para calon, sehingga mereka nantinya memiliki fisik dan mental idiologi yang bagus serta memiliki semangat juang saat proses seleksi berlangsung.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait
