"Ini mengandung filosofi bahwa perjalanan panjang dalam pernikahan harus dilalui dengan bersama-sama," tutur Ketua Fortais dan Nikah Bareng Nusantara, Ryan Budi Nuryanto, di sela acara.
Setelah itu, rombongan pengantin dan semua kru menuruni tebing dengan dipandu oleh tim dari Pokdarwis Goa Ngingrong. Medan yang cukup menantang, tidak menyurutkan niat mereka dan semua kru tim untuk bisa menggelar pernikahan yang istimewa ini.
Sesampainya di mulut goa yang masih alami ini, semua rombongan beristirahat sebentar dan nampak para perias memperbaiki riasan para calon pengantin. Setelah dirasa cukup prosesi pernikahan dimulai dengan lantunan Ayat Suci Al Quran.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan prosesi ijab kabul dengan dipimpin langsung Kepala KUA Wonosari, Harsono dengan saksi nikah Lurah Kalurahan Mulo, Sugiyarto, serta Ketua Fortais Indonesia dan Nikah Bareng Nasional, RM. Ryan Budi Nuryanto.
Mahar yang dibawa mempelai pria dalam pernikahan unik ini, juga sangat unik. Yakni seperangkat alat sholat dan satu toples walang goreng khas Gunungkidul.
"Nikah bareng sosial ini telah kami lakukan sejak 2006, pasca gempa bumi Jateng-DIY," papar Ryan.
Dengan perbedaan yang ada ini, menurutnya sebagai perekat persatuan bangsa berlandaskan budaya dan kearifan lokal daerah dari masing-masing peserta. "Pernikahan kali ini membawa misi sosial, religi, nasionalisme, budaya, destinasi pernikahan pertama di Yogyakarta, dan kebangkitan dari pandemi yang dibangun secara bersama-sama diharapkan dengan berkonsep nikah bareng," ungkapnya.
Goa Ngingrong sendiri merupakan kawasan lembah karst yang berbentuk sebuah luweng atau collapse dollin, biasa disebut juga sinkhole. Di mana secara alami membentuk sebuah goa horizontal dengan segala eksotis keindahannya. Selain keindahan alam, goa ini juga memiliki wisata khusus yaitu flyng fox dengan ketinggian 70 meter, dan panjang 150 meter. Tentunya sangat menantang adrenalin dan nyali, karena melintasi dua sisi yang berbeda dari luweng tersebut.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait