Untuk mendukung pelatihan, Disperintransnaker bekerja sama dengan sejumlah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) terverifikasi, seperti LPK Haltan (barber dan menjahit), LPK Elite (tata boga), serta LPK Taruna Jaya (montir).
Masing-masing keterampilan diikuti oleh 20 peserta, dan pelatihan dilakukan di lingkungan tempat tinggal peserta agar mudah diakses dan tidak mengganggu aktivitas utama mereka sebagai petani.
Di akhir pelatihan, peserta juga menerima bantuan peralatan kerja, seperti toolkit montir, alat masak, alat cukur, dan mesin jahit.
Khotibul Umam, ketua kelompok tani yang mengikuti pelatihan montir motor, mengaku pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama karena musim tanam tembakau hanya berlangsung beberapa bulan dalam setahun.
Dengan keterampilan baru, ia bisa tetap produktif di luar musim tanam.
Salah satu peserta pelatihan menjahit juga menyampaikan apresiasinya dan berharap pelatihan serupa bisa terus dilanjutkan agar lebih banyak warga mendapatkan manfaat.
Bahkan, keterampilan yang diperoleh sudah mulai dimanfaatkan. Misalnya, peserta pelatihan tata boga kini menerima pesanan kue untuk acara warga, dan peserta pelatihan bengkel kini mampu menangani perbaikan ringan tanpa harus ke bengkel resmi.
Program ini menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan kerja dapat membuka peluang usaha baru, meningkatkan pendapatan, serta mendukung kesejahteraan petani tembakau dan keluarganya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait