Logo Network
Network

Perempuan Muda ini Tewas Ditangan Polisi, Dipukul Gara-Gara Salah Pakai Jilbab

Umaya Khusniah
.
Minggu, 18 September 2022 | 14:19 WIB
Perempuan Muda ini Tewas Ditangan Polisi, Dipukul Gara-Gara Salah Pakai Jilbab
Ilustrasi Perempuan muda ini tewas ditangan polisi, dipukul gara-gara salah pakai jilbab. (Foto: pixabay/anemone)

TEHERAN, iNewsTegal.id – Perempuan muda ini tewas ditangan polisi, dipukul gara-gara salah pakai jilbab. Seorang perempuan muda di Iran diduga dipukuli oleh polisi moral yang terkenal menakutkan hingga meninggal. Hal tersebut dipicu karena gadis malang tersebut mengenakan hijab dengan cara yang salah.

Media independen, Iran Iranwire melaporkan, polisi membawa Mahsa dari jalan pada malam sebelumnya sebelum dia diduga dipukuli di sebuah stasiun. Di Vozara Avenue, banyak perempuan senasib dengan Mahsa yang juga ditahan. 

Laporan media lain melaporkan, seorang saksi mata mengklaim, Mahsa ditangkap dan dipukuli di dalam mobil polisi moral saat dibawa ke pusat penahanan.

Kakak laki-laki Mahsa, Kiarash Amini mengatakan kepada Iranwire, dia bersama korban ketika penangkapan. Sebuah mobil patroli moral menghalangi jalan mereka sebelum petugas menangkap Mahsa dan memaksanya masuk ke dalam kendaraan.

Pria muda itu mengatakan, polisi moral yang dikenal sebagai Gasht-e Irsyad, mengatakan kepadanya, mereka akan membebaskan Mahsa dalam waktu satu jam. Mahsa harus menjalani 'kelas pendidikan ulang untuk hijab yang tidak pantas'. 

Namun dia justru mendengar teriakan ketika dia sampai di bangunan tersebut. Kiarash juga mengatakan, beberapa perempuan yang ditahan melarikan diri. 

"Setiap orang dari mereka mengatakan seseorang di dalam telah terbunuh," katanya. 

Kiarash lalu menunjukkan foto Mahsa kepada para perempuan itu. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa Mahsa ada di sebelahnya ketika itu terjadi.

“Saya kaget dan ketakutan. Saya bertanya kepada salah satu dari mereka tentang apa yang terjadi. Dia berkata, salah satu dari mereka telah terluka. Saya tidak percaya itu adalah Mahsa di ambulans itu. Saya berlari sampai mencapai Rumah Sakit Kasra,” katanya.

Dokter diduga memberi tahu Kiarash, saudara perempuannya menderita stroke atau serangan jantung. Belakangan terungkap bahwa para dokter mengatakan, otak Mahsa tidak lagi sadar. Dia meninggal pada Jumat (16/9/2022).

Polisi di ibu kota Iran dilaporkan telah membantah melakukan kesalahan. Mereka mengatakan Mahsa dibawa ke kantor polisi untuk pendidikan. Tetapi perempuan muda itu kemudian tiba-tiba menderita masalah jantung.

Pernyataan ini telah dibantah oleh para aktivis hak asasi manusia. Kantor Amnesty International Timur Tengah dan Afrika Utara pun bereaksi. 

"Keadaan yang mengarah pada kematian mencurigakan dalam tahanan perempuan muda berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang mencakup tuduhan penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya dalam tahanan, harus diselidiki secara kriminal," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Kiarash mengatakan kepada Iranwire bahwa dia pergi ke pengadilan untuk mengajukan keluhan.

"Saya akan mengejarnya. Tapi Anda tahu bagaimana sistem bekerja. Mereka memberi saya surat dan menyuruh saya pergi ke markas besar di Vozara Avenue untuk mendaftarkan keluhan saya di sana. Ini seperti meminta ayah saya untuk menyebutkan nama pembunuhnya jika saya membunuh seseorang di rumah kami. Tapi aku tidak akan membiarkan ini berakhir dalam diam. Saya akan memberitahu semua orang di Iran apa yang terjadi,” katanya.

Presiden Ebrahim Raisi pada Jumat memerintahkan menteri dalam negeri untuk menyelidiki kasus tersebut. Kasus ini telah memicu kemarahan di kalangan warga Iran.

Gadis muda yang bernama Mahsa Amini (22) dinyatakan mati otak dan akhirnya meninggal dunia. Dia dilaporkan telah dipukuli oleh polisi pada Selasa (13/9/2022) hingga mengalami koma.

Kejadian tersebut bermula saat perempuan muda itu berkunjung ke rumah kerabatnya. Ditengah melakukan perjalanan dari provinsi barat Kurdistan ke ibu kota Teheran Mahsa di bawa polisi.

Menurut polisi Iran, Mahsa tidak mengikuti aturan, yang secara hukum mewajibkan perempuan di Iran untuk mengenakan hijab.

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Tegal di Google News

Bagikan Artikel Ini