JEPANG, iNews.id - Gagal melakukan pembesaran penis, seorang bos top Yakuza memerintahkan untuk membunuh perawat di bagian operasi bedah plastik. Perawat wanita yang merupakan anggota tim bedah selama operasi itu ditikam oleh tersangka pembunuh bayaran Yoshinobu Nakata.
Hal ini berdasarkan data yang didengar di pengadilan pada 2017. Satoru Nomura, 75, diduga berusaha membalas dendam setelah prosedur pembesaran penis dan hair removal berakhir yang gagal.
Pada Januari 2013, perawat ditikam di kepala di sebuah jalan di Daerah Hakata, Kota Fukuoka, Jepang. Gembong kejahatan yang memimpin sindikat Kudo-kai, yang dikenal sebagai yang paling kejam di Jepang, dijatuhi hukuman mati dengan digantung pada Agustus 2020. Dia diklaim memerintahkan pembunuh untuk melakukan "pembalasan terorganisir" karena dia "tidak dapat dibenarkan membenci operasi yang gagal".
"Motif insiden itu adalah dendam pribadi dari pihak Nomura," kata jaksa.
Tokyo Reporter melaporkan Nomura juga diketahui telah menjalani perawatan hair removal di klinik yang sama.
Menurut Asia Times, di masa lalu, jika seseorang adalah bos top yakuza dan anteknya membunuh seseorang, mereka dapat melakukan pembayaran besar, meminta maaf secara diam-diam, dan lolos begitu saja. Namun kasus Nomura menandai gelombang perubahan dalam perlakuan Jepang terhadap gerombolan yang tidak terkendali.
Editor : Miftahudin