Dia kemudian memanggil paguyuban tersebut untuk memberikan klarifikasi. Ketua paguyuban yang tergabung dalam forum Grobogan bersama (FGB) mengakui bahwa postingan yang menyudutkan kepala desa tersebut adalah postingan dari salah satu anggotanya dan informasi yang sempat tersebar tersebut hoaks. dia kemudian meminta maaf ke kepala desa.
“Saya malu dengan adanya postingan yang diunggah di media sosial tersebut dan menganggap juga telah merusak nama baik keluarga, di mana terlalu memaksakan diri untuk segera mendapatkan bantuan,” kata Ali Mustofa. “Kami meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.
Saya jelaskan bahwa pengajuan bantuan bedah rumah pada tahun 2022 untuk bapak Ibrahim memang belum bisa cair untuk tahun ini dan baru dianggarkan pada tahun 2023 mendatang,” kata Dwi Hartati.
Namun demikian, kepala desa tidak melangkah ke jalur hukum dan hanya memberikan peringatan kepada pengunggah untuk berhati-hati dalam bermedia sosial. Ibrahim merupakan warga miskin yang memiliki tiga anak satu di antaranya mengalami cacat fisik dan mental sehingga harta bendanya habis dijual untuk pengobatan anaknya, termasuk rumah satu-satunya yang dimiliki.
Setelah dijual, dia hingga saat ini masih diizinkan oleh pembelinya untuk menempati rumah hingga ia bisa membangun rumah di tanah pekarangan yang berdampingan dengan rumah yang sudah ia jual. Dengan bantuan iuran warga setempat, Ibrahim kini bisa membangun tanah pekarangan untuk segera bisa pindah dan menempati rumah barunya.
Selain mendapatkan bantuan warga, pihak desa dan relawan Grobogan juga ikut menyumbang dengan memberikan dana untuk bisa membeli perlengkapan bangunan.
Editor : Miftahudin