Tipe HPV yang menyebabkan genital warts memang tidak sama dengan tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks.
Namun dalam beberapa kasus, ketika genital warts terjadi pada leher rahim atau di dalam vagina, hal ini dapat menyebabkan perubahan serviks atau displasia, yang pada akhirnya bisa berujung pada kanker serviks.
“Tipe HPV yang berisiko rendah pun jika tidak mendapat penanganan tepat, bisa membuat genital warts mengalami komplikasi dan juga berkembang menjadi kanker serviks,” ujarnya.
“Apalagi kalau ada riwayat, yang membuat risiko terkena kanker serviks semakin besar,” kata dr Amelia.
Oleh karena itu, penting untuk rutin memeriksa kondisi kesehatan kelamin ke dokter demi mencegah penyakit-penyakit menular seksual maupun penyakit ganas seperti kanker.
“Salah satu yang penting dilakukan adalah deteksi dini genita warts. Beberapa pemeriksaan penunjang di antaranya adalah test asam asetat, pap smear, patologi, pemeriksaan dengan alat pembesaran optik (kolposkop), dan identifikasi genom HPV,” tuturnya.
Namun, sambung dia, yang perlu sering dilakukan secara rutin yaitu pemeriksaan klinis, tes asam asetat dan pap smear.
“Diagnosis yang tepat merupakan langkah awal sebelum pemberian terapi,” ujarnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait