Menurut dia, arah pada gaya diferensial berjumlah sepasang, menghadap atau searah dan membelakangi atau berlawanan arah terhadap objek yang menimbulkan gaya tersebut.
Meskipun konfigurasi Bulan berlawanan arah dengan Matahari seperti ketika terjadi Purnama, lanjutnya, tetapi gaya diferensial yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama.
"Arah gaya diferensial yang sama inilah yang membuat resultan/total gaya diferensial yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan dengan pasang perbani, yakni saat konfigurasi pada fase perbani/kwartir awal maupun akhir yang mana Matahari-Bumi-Bulan membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat," papar dia.
Secara umum, gaya diferensial pasang purnama 27%-38% lebih besar dibandingkan saat pasang perbani jika diperbandingkan pada jarak yang sama.
Konfigurasi ini, turut diperkuat oleh Bulan yang mencapai titik terdekat Bumi saat Purnama Rusa Super dengan penambahan gaya sekitar 25,5% dari gaya diferensial pada jarak rata-rata Bumi-Bulan.
Atas dasar itulah, Andi mengingatkan agar perlu diwaspadai pasang laut tertinggi saat 14 Juli besok, dan dihimbau supaya para nelayan untuk tidak melaut antara dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 12-16 Juli 2022.
"Perhitungan ini, semata-mata hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja dan tidak mempertimbangkan gelombang laut akibat badai angin," tegasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait