Lokasi kedua penjual kue tempal adalah lapak milik Meiwa (53) warga RT 03 RW 06 Paweden, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal ini dimana usaha yang dijalankannya berada di Jalan Veteran Kota Tegal. Antara lapak Mamah Cun dan lapak milik Miewa sebenarnya memiliki persaman, namun yang membedakan keduanya adalah dari cara memanaskan adonan tepung.
Untuk memanaskan wajan lapak Mamah Cun menggunakan kompor minyak tanah, sedangkan lapak milik Miewa menggunakan arang pada anglo. Meiwa beralasan, menggunakan kompor memang lebih praktis, besar kecilnya api bisa diatur namun dirinya lebih memilih menggunakan arang diakui lantaran tidak berbau minyak dan hasulnya lebih sedap.
"Untuk pemanas saya pilih pakai arang pada anglo karena menghindari minyak pada kue dan lebih sedap," ujar Meiwa.
Untuk harga Meiwa sama mematok Rp 7.000 per kue. Buka dari pukul 08.00-15.00. Sehari Meiwa bisa menjual 75 kue Tempel kadang juga lebih.
Salahsatu pembeli Widiani (52) warga Tegal Selatan, Kota Tegal usai membeli Tempel mengatakan, rasa jajanan Tempel itu gurih dan manis, rasa pisang yang campur dengan gula merah didalamnya menjadi sensasi tersendiri.
"Saya sering beli kue tradisional Tempel apalagi kalau ada saudara dari luar kota, saya cari kue Tempel," ungkapnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait