Fenomena kenaikan muka laut ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh BPPT dan Geodesi ITB pada tahun 2010 menggunakan satelit seperti altimetri. Pengamatan tentang penurunan muka tanah juga telah dilakukan dalam rentang tahun 2014 -2020, menggunakan teknologi InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar).
Terlihat bahwa setiap tahun terdapat perbedaan hasil pengamatan yang menunjukkan penurunan muka tanah. Di akhir penjelasannya, Agustan mengatakan bahwa Jakarta tidak akan tenggelam, melainkan tergenang.
Dosen Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB Heri Andreas mengatakan, penyebutan Jakarta tenggelam itu hanya clickbait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu tersebut. Heri menjelaskan bahwa sejak tahun 1997, penurunan muka tanah sudah terjadi di Kota Jakarta.
Hasil ini didapat dari pemodelan penurunan muka tanah menggunakan teknologi LIDAR (Light Detection and Ranging). Selain itu, dari tahun 2007-2018, data yang disajikan melalui fleet InSAR menunjukan adanya penurunan tanah di beberapa daerah.
Penurunan tersebut mencapai 20 cm per tahun, namun dalam beberapa tahun terakhir juga terlihat pengurangan laju penurunan muka tanah. Heri menambahkan, pada tahun 2021, sebanyak 14 persen wilayah Jakarta sudah berada di bawah laut dan diperkirakan akan menjadi 28 persen pada tahun 2050.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait