get app
inews
Aa Text
Read Next : Jamaah Khilafatul Muslimin Bantarkawung Brebes, Nyatakan Kembali Setia ke NKRI

Kisah Mantan Napiter yang Diminta Kembali Gabung Usai Bebas dari Penjara

Minggu, 11 Desember 2022 | 22:41 WIB
header img
Kisah mantan Napiter yang diminta kembali gabung usai bebas dari pejara. Foto: DOK.iNews.id.

Dirinya mengaku sempat dimusuhi dan dicap orang kafir oleh sesama teroris yang masih berkomunikasi saat ia keluar dari Lapas. Namun karena dirinya bertekad bulat untuk belajar pemahaman yang benar hal itu tak dihiraukannya.

"Pasti, mereka pasti akan mengkafirkan, memurtadkan orang-orang seperti kami yang sudah kembali ke NKRI. Konsekuensinya tidak main-main," katanya.

Bahkan ancaman dibunuh pernah diterimanya saat ia bebas dari Lapas dan diminta kembali masuk ke jaringan teroris. Namun sekali lagi Pujianto tetap kukuh pada prinsipnya untuk memahami konsep deradikalisasi.

"Kita tawakal kepada Allah saja, kalau mati sekarang ya sudah takdirnya, minta penjagaan juga nggak mungkin. Tawakkal kepada Allah saja. Kalau saya mati saat ini ya memang mati takdirnya," paparnya.

Kini dua tahun pasca bebasnya dari Lapas ia dan puluhan mantan napiter dari berbagai daerah diberdayakan di Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) binaan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Pujianto alias Raider Bakiyah mengelola kebun jagung di Kecamatan Turen dan beberapa usaha pemberdayaan secara ekonomi lainnya.

"Yang jelas ada perbedaan karena kami di sini ini kan diberdayakan, apapun ada ide yang teman-teman mantan eks akan merealisasikan, ada yang mau bertani, mau beternak, mau apa merealisasikan," ungkap dia.
Dari hasil pengelolaan pertanian jagung misalnya, hasilnya penjualan ke perusahaan itu kemudian disetorkan ke koperasi yang dikelola bersama. Selanjutnya hasil itu akhirnya juga bisa dinikmati dirinya, para mantan napiter, termasuk warga sekitar yang turut berpartisipasi di KTN.

"Dari benih sampe panen ini hasilnya masuk koperasi dari koperasi untuk kembali pada kita. Yang kita punya ide apa akan dikembalikan dalam bentuk modal, ini luas. Di sana ada peternakan, ada perikanan, ini semua belum datang," jelasnya.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut