Budaya Mangaia
Sebelum kedatangan penjelajah Inggris, budaya Mangaia ditandai dengan kekerasan, karena Sebagian besar pemimpin sering terlibat dalam peperangan untuk menandai wilayah atau mengambil alih kekuasaan tertentu.
Tetapi semua itu berubah pada tahun 1823, Pulau itu dikunjungi oleh penjelajah Inggris lainnya dari London Missionary Society bernama John Williams.
Tidak mendarat pada kedatangan pertamanya, John Williams Kembali pada tahun 1824 dan meninggalkan dua pengkhotbah untuk mengubah penduduk pulau menjadi Kristen, setelah itu tidak ada lagi peperangan dan kekerasan Politik di pulau tersebut.
Seks di Mangaia
Meskipun peradaban secara bertahap diperkenalkan terutama di wilayah selatan Kepuluan Cook, Mangia telah berhasil mempertahankan tradisinya. Salah satunya adalah ritual yang melibatkan remaja laki-laki dan perempuan yang lebih tua. Dalam budaya Mangia, baik anak perempuan atau laki-laki didorong untuk memiliki pasangan seksual sebanyak mungkin sampai menikah.
Gadis-gadis muda mereka mulai memiliki banyak pasangan seksual muda umur 13 tahun, mereka diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan siapa saja terus menerus setiap malam, dalam budaya Mangia, setiap wanita diajarkan di usia muda bagaimana mencapai oragasme. Laki-laki di sisi lain diajarkan pada usia muda bagaimana membawa perempuan ke orgasme melalui seks oral.
Mereka menjalani belahan punggung yang dimaksud dengan di mana penis dibelah dari atas kulup sepanjang penis biasanya dilakukan oleh seorang ahli, pakar itu juga mendidik anak laki-laki tentang topik seks.
Kemudian beberapa minggu setelahnya, biasanya ada upacara seksual yang diadakan untuk anak laki-laki. Dalam upacara ini wanita yang berpengalaman secara seksual dibuat melakukan hubungan seksual dengan anak laki-laki. Wanita ini mengajarkan anak laki-laki berbagai posisi dan teknik seksual memperlambat datangnya orgasmenya hingga wanita tersebut mampu mencapai orgasmenya terlebih dahulu.
BOCA JUGA
Jadi Model Konten Porno Demi Raup Untung Rp30 Juta Per Bulan, ini Tampang SN
Editor : Miftahudin