Melansir Homeless World Cup, terjadi penggusuran 53.700 rumah demi upaya “mempercantik kota” dari permukiman bebas kumuh di tahun 2017.
Menjadi salah satu negara paling maju ternyata tidak membuat Amerika Serikat lepas dari masalah sosial seperti gelandangan. Di New York, sebanyak 80.000 pria, wanita, dan anak-anak tidak memiliki tempat tinggal.
Di Los Angeles, jumlah tunawisma mencapai 27.000 orang. Sementara dari BBC, 7% tunawisma di Amerika adalah mahasiswa yang terlantar di gedung atau mobil. Hal ini bisa terjadi karena kurang rasa inisiatif dari pemerintah akan bantuan perumahan bagi masyarakatnya yang tidak memiliki tempat bermukim yang layak.
4. Rusia
Tunawisma menjadi masalah yang sudah mendarah-daging di Rusia, namun sampai sekarang tidak terselesaikan. Berdasarkan Federasi Rusia Tahun 2010, tercatat ada sekitar 64.000 tunawisma. Namun, jika diperkirakan lagi, 3,5% dari populasi masyarakat Rusia adalah orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal.
Dari 144,5 juta penduduk Rusia, 13,3% hidup di bawah garis kemiskinan. Para tunawisma ini kehilangan dokumen hukum seperti paspor dan izin tinggal, yang membuat mereka tidak bisa menggunakan layanan sosial pemerintah. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang masih tersisa dari Perang Dunia II.
5. Indonesia
Ada sekitar 3 juta tunawisma di Indonesia, dengan 28.000 berada di Jakarta. Sebanyak 77.500 gepeng (gelandangan dan pengemis) tersebar di banyak kota besar di seluruh Indonesia pada tahun 2019.
Biasanya angka ini akan bertambah pada saat-saat tertentu seperti Ramadhan atau awal pandemi COVID-19. Banyak dari para gelandangan itu berkeliling mengharapkan bantuan dari masyarakat. Kebanyakan dari mereka kehilangan rumah karena bencana alam.
Editor : Miftahudin