Pejabat Gedung Putih mengatakan pembuat konten digital telah menghasilkan konten penjelasan tentang Ukraina, menghasilkan jutaan tampilan dan memberikan informasi tentang krisis kepada generasi muda khususnya.
Pejabat itu mengatakan ketika pemerintah Rusia mulai membayar pembuat TikTok untuk memproduksi konten propaganda pro-Kremlin, ‘mempersenjatai’ pembuat konten dengan informasi dan jawaban faktual dapat menjadi alat yang penting.
"Sejumlah besar orang belajar tentang invasi ke Ukraina melalui pencipta digital yang telah mulai meliputnya," kata Direktur Strategi Digital Gedung Putih Rob Flaherty di Twitter, Jumat (11/3/2022).
"Kami menanggapinya dengan sangat serius, dan bekerja untuk memastikan para pembuat konten tersebut memiliki kemampuan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka,” lanjutnya.
Beberapa dari mereka yang mengikuti briefing langsung turun ke medsos untuk membagikan apa yang mereka pelajari.
"Berikut adalah tiga bagian terpenting dari pertemuan Gedung Putih yang baru saja saya dan sekelompok pembuat konten lain hadiri," tulis pembuat konten Marcus DiPaola, yang memiliki 3,5 juta pengikut di TikTok.
“Pertama, jika Rusia menggunakan senjata kimia, biologi atau nuklir di Ukraina, AS akan mengambil langkah-langkah eskalasi. Kami tidak tahu apa artinya itu, tetapi itu tidak akan baik untuk Rusia. Kedua, pasukan Rusia tidak senang dengan itu. invasi mereka sendiri, dan itu benar-benar memengaruhi kemampuan Rusia untuk membuat kemajuan dalam perang ini. Ketiga, Rusia tidak akan menang di Ukraina. Segalanya menjadi sangat buruk bagi mereka sehingga tidak mungkin lagi,” lanjutnya.
Seperti diketahui, TikTok telah diterima secara luas oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden sebagai cara untuk menjangkau anak muda AS yang mendapatkan banyak berita dari (medsos).
Editor : Miftahudin